9.05.2008

Percaya Diri Cikal Bakal Kesuksesan

Rekor dunia lari 1 mil (1600 m) mulai tercatat di tahun 26 Juli 1852 ketika Charles Westhall mengukir prestasi 4 menit 28 detik. Rekor 1 mil di bawah 4 menit terus bertahan hingga 4 September 1942 oleh Gunder Hägg dalam waktu 4 menit 1,3 detik. Artinya hingga tahun 1942 belum ada manusia di planet bumi yang bisa lari 1 mil di bawah 4 menit!

Adalah Roger Bannister pelari Inggris, yang mempunyai kepercayaan diri yang kuat bahwa dia akan mampu memecahkan rekor dunia tersebut. Pada tanggal 6 Mei 1954, Roger Bannister yang saat itu berusia 25 tahun dan berstatus mahasiswa kedokteran mengukir sejarah menjadi manusia pertama yang mampu berlari 1 mil di bawah 4 menit. Saat itu rekornya adalah 3 menit 59.4 detik, tercatat di lintasan Iffley Road di Oxford dengan disaksikan tak kurang dari 3.000 penonton. Kemudian 46 hari setelahnya pada 21 Juni 1954, John Landy seorang pelari Australia mampu memecahkan rekor Roger Bannister dalam catatan waktu 3 menit 57.9 detik. Namun sekali lagi dengan keyakinan yang kuat dalam British Empire games di Vancouver, Bannister mampu mengalahkan Landy. Keduanya mampu berlari di bawah 4 menit , dengan Bannister mencapai 3:58.8 sedangkan Landy 3:59.6.

Roger Bannister pernah mengatakan bahwa "I couldn't disappoint people. I did not want to fail and exhaust myself, because I was the kind of runner who trained so little that I couldn't race again within another 10 days." (Saya tidak bisa mengecewakan orang. Saya tidak mau gagal dan melelahkan diri saya sendiri. karena saya seorang pelari yang terlatih sehingga kecil kemungkinan saya tidak bisa lari lagi dalam waktu 10 hari). Ucapannya ini menunjukkan rasa pecaya dirinya yang sangat tinggi. Tanpa percaya diri tinggi tentu akan sukar bagi Bannister untuk menembus rekor di atas.

Di dunia komputer, siapa yang tidak mengenal Michael Dell? Michael Dell adalah pemilik merek komputer "Dell" yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia. Pada usia 15 tahun, Dell mencoba membongkar komputer Applenya yang baru dan berusaha untuk merakit ulang kembali untuk melihat apakah dia mampu melakukannya. Ketika mahasiswa, Dell memulai usaha perakitan komputer dengan merek "PC's Limited ". Usaha ini sukses sehingga akhirnya Dell keluar dari sekolahnya di usia 19 tahun untuk mengembangkan lebih lanjut PC's Limited. Perusahaan ini yang kemudian menjadi cikal bakal Dell Computer Corporation, dan akhirnya di tahun 2003 menjadi Dell Inc. Di tahun 2004 Dell membukukan penjualan senilai $49 milyar dan keuntungan sebesar $3 milyar. Di tahun 2007, majalah Forbes meramalkan kekayaan bersih Michael Dell senilai $15.8 milyar, menjadikannya masuk dalam 30 besar manusia terkaya dunia dan 10 besar manusia terkaya di Amerika. Pertanyaan yang mengusik kita adalah apa yang sebenarnya membuat Michael Dell mampu merajai komputer dunia dan mensejajarkan diri dengan merek-merek ternama yang sebelumnya ada seperti IBM, Apple, HP (Compaq), Toshiba dan Acer? Sejak muda Michael Dell mempunyai keyakinan positif bahwa dirinya mampu berkembang dengan kegemarannya mengotak-atik komputer hingga menjadikannya bisnis bahkan dengan mengorbankan masa kuliahnya.

Dell mengatakan bahwa "It's through curiosity and looking at opportunities in new ways that we've always mapped our path at Dell. There's always an opportunity to make a difference" (Melalui rasa ingin tahu dan mencari berbagai peluang dengan cara baru adalah hal yang selalu kita jalankan di Dell. Selalu ada peluang untuk membuat suatu perbedaan).

Masih hangat seputar Olimpiade 2008 Beijing yang belum lama usai, kita melihat fenomena Markis Kido/Hendra Setiawan merebut medali emas ganda putera bulutangkis - satu-satunya medali emas untuk Indonesia. Markis Kido/Hendra Setiawan mengalahkan pasangan tuan rumah China, Cai Yun/Fu Haifeng, melalui pertarungan tiga game 12-21, 21-12, 21-16 sekaligus
memberikan kado terbaik buat bangsa Indonesia dalam HUT Kemerdekaan RI ke-63.

Berangkat dari ganda junior, pasangan ini hari demi hari akhirnya menyalip pasangan seniornya Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto yang berprestasi stagnan. Jauh hari sebelum berangkat ke Beijing Markis Kido sudah bertekad untuk merebut emas. "Ngapain jauh-jauh berangkat ke Beijing kalau tidak untuk medali emas?", demikian target yang tertanam dalam benak anak muda ini. Saking besarnya percaya diri dan tekad Markis/Hendra untuk meraih emas, pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dari Malaysia yang belum pernah mereka kalahkan dalam lima pertandingan sebelumnyapun disikat 21-16, 21-18 dalam waktu 34 menit di perempat final!

Bagaimana dengan Anda? Siapapun Anda, posisi apapun Anda saat ini, latar belakang pendidikan apapun jika Anda sudah mencanangkan harus sukses maka Anda sudah menunjukkan kepada diri sendiri dan dunia bahwa Anda akan sukses. Belajar dari tokoh-tokoh di atas, jika kita ingin mewujudkan impian-impian kita, punyailah pikiran dan keyakinan positif. Percaya pada diri sendiri merupakan modal awal kesuksesan.

Tidak ada komentar: